Manusia yang Tersesat Urusan Dunia
Mitraindonesia-Manusia diciptakan di dunia ini sebagai khalifah, yang berarti sebagai wakil atau pengelola Allah di bumi. Sebagaiman ditemukan dalam Al-Qur'an, surat Al-Baqarah ayat 30, artinya: "Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: 'Sesungguhnya Aku akan menjadikan seorang khalifah di bumi.' Mereka berkata: 'Apakah Engkau akan menjadikan di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dan menyucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang kamu tidak ketahui.'"
Sebagai khalifah, manusia memiliki tanggung jawab untuk, mengelola bumi dan sumber dayanya dengan bijak. Menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam. Membangun masyarakat yang adil dan sejahtera. Menyebarkan kebenaran dan keadilan. Menghormati dan menjaga hak-hak orang lain.
Dalam menjalankan peran sebagai khalifah, manusia harus memiliki sifat-sifat jujur dan berintegritas, lantas adil dan setara. Kemudian berempati dan kasih sayang, bijaksana dan arif, serta bertanggung jawab terhadap perbuatan. Dengan demikian, manusia dapat menjalankan peran sebagai khalifah dengan baik dan membangun dunia yang lebih baik.
Dengan demikian, sebagai khalifah di muka bumi, kita memiliki tanggung jawab untuk memelihara dan menjaga keharmonisan alam semesta, termasuk dalam keluarga, dengan cara melakukan ibadah dan amal shaleh, serta menjadi teladan dan panutan yang baik.
Dalam konteks keluarga tugas utama sebagai khalifah mengajak istri dan anak-anak untuk mengerjakan sholat. "Dan perintahkanlah keluargamu untuk melakukan shalat".
Sebab dengan melakukan sholat, menjadikan kita sebagai teladan dan panutan dalam beribadah dan berakhlak. Mengajarkan dan membimbing anggota keluarga untuk melakukan ibadah dan amal shaleh. Membuat keluarga menjadi sarana untuk meningkatkan ketaqwaan dan keimanan. Menjaga keharmonisan dan keselarasan dalam keluarga.
Rasululullah SAW memberi tuntunan perintahkanlah anak anak kalian mengerjalan sholat sejak berumur 5 tahun.
Hadits Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ahmad menuturkan, "Perintahkanlah anak-anak kalian mengerjakan shalat saat mereka berusia 7 tahun, dan pukullah mereka karena tidak mengerjakannya saat mereka berusia 10 tahun."
Namun, ada juga riwayat yang menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW memerintahkan untuk mengajarkan anak-anak shalat sejak usia 5 tahun, seperti yang disebutkan dalam Hadits Riwayat Al Hakim dan Al Baihaqi menjelaskan, "Ajarkanlah anak-anak kalian shalat saat mereka berusia 5 tahun."
Dalam konteks ini, penting untuk diingat bahwa usia 5 tahun adalah usia yang sangat penting dalam perkembangan anak, dan mengajarkan shalat pada usia ini dapat membantu membentuk kebiasaan dan kesadaran spiritual yang kuat pada anak.
Namun, perlu diingat bahwa setiap anak memiliki kemampuan dan kesiapan yang berbeda-beda, dan orang tua harus menyesuaikan pendekatan mereka dengan kebutuhan dan kemampuan anak-anak.
Inilah perintah yang paling banyak orang tua mengabaikan perintah sholat, mengingat tidak sedikit anak-anak jaman sekarang terlena bermain gawai, hingga lalai bahwa sudah masuk waktu sholat.
Benar sekali! Perintah untuk mengajarkan anak-anak shalat seringkali diabaikan oleh orang tua, terutama di era modern ini di mana anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan gawai dan teknologi lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan anak-anak menjadi lalai dan tidak memahami pentingnya shalat dalam kehidupan sehari-hari. Mirisnya, lantaran lalai melaksanakan sholat mereka akan berkembang sebagai generasi pembangkang.
Oleh karena itu, sangat penting bagi orang tua untuk mengingatkan dan mengajarkan anak-anak mereka tentang pentingnya shalat dan mengembangkan kebiasaan shalat yang sejak usia dini.
Toh demikian, agar anak-anak mau melaksanakan sholat tanpa paksaan atau perintah dari orang tua. Berikut beberapa tips untuk orang tua agar dapat mengajarkan anak-anaknya tentang shalat:
Agar anak-anak mau sholat, pertama orang tua harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka. Anak-anak akan lebih mudah mengikuti contoh orang tua mereka. Kedua, ajarkan anak-anak tentang shalat secara bertahap, mulai dari yang paling dasar hingga yang lebih kompleks. Agar anak-anak sholat secara teratur dan konsisten buatlah jadwal sholat, dengan demikian dapat mengembangkan kebiasaan shalat yang kuat.
Untuk membantu anak-anak memahami tentang shalat. Gunakan media yang tepat, seperti video, aplikasi, atau buku tuntunan sholat. Dan bagi orang tua yang bijak, berikan penghargaan kepada anak-anak ketika mereka berhasil melakukan shalat dengan baik. Maka, kita sebagai orang tua harus paling cerewat mengingatkan anak-anak dan diri sendiri dalam sholat.
Orang tua itu tidak boleh berhenti memperingatkan sholat, untuk membentuk nilai dan karakter anak-anak, membentuk kebiasaan, pepatah menuliskan ala bisa karena biasa.
Padahal sholat ini adalah tiang agama yang artinya bahwa shalat adalah fondasi atau pondasi yang kuat dari agama Islam. Shalat adalah salah satu rukun Islam yang paling penting dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim untuk melakukannya.
Dalam konteks ini, tanpa shalat, agama Islam tidak akan berdiri dengan kuat. Shalat adalah pondasi yang kuat yang menopang seluruh bangunan agama Islam. Shalat adalah kewajiban bagi setiap muslim untuk melakukannya, dan merupakan salah satu cara untuk menunjukkan ketaatan dan kesetiaan kepada Allah SWT.
Shalat adalah tiang agama yang sangat penting dan harus dilakukan dengan sungguh-sungguh dan konsisten oleh setiap muslim.
Mirisnya, dijaman sekarang sangat banyak generasi milenial begitu meremehkan shalat, hal ini tak lain karena sesorang tertipu urusan duniawi. Sebagai contoh, ketika kita bermain telepon genggam bisa sampai 1 jam sembari berdiri, tidak merasa capek. Betapa ketika menikmati dunia ini, seseorang bisa lupa waktu. Sebaliknya, ketika shalat, hanya berdiri selama 1 menit, sudah mengeluh kaki pegal-pegal, badan kecapekan.
Wahai manusia beriman, janganlah kalian tertipu bujuk rayu setan dengan gemerlapnya dunia dan janganlah kalian tertipu oleh setan yang tugasnya menghasut, ini memang kegemaran setan sebagai penipu ulung). Setan selalu berusaha untuk menyesatkan manusia. Berikut adalah terjemahan dan penjelasan dari ayat tersebut:
Dalam Surat Al-A'raf ayat 175 artinya, "Dan bacakanlah kepada mereka kisah orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, maka setan mengikuti dia, dan dia menjadi salah seorang dari orang-orang yang sesat."
Selanjutnya Surat Al-A'raf ayat 176 artinya, "Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan (derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir.
Ayat-ayat Al Quran ini menjelaskan bahwa setan selalu berusaha untuk menyesatkan manusia dengan cara memperdaya dan menipu mereka. Setan akan membuat manusia lupa akan ayat-ayat Allah dan membuat mereka cenderung kepada dunia dan hawa nafsu. Ayat ini juga memberikan contoh tentang orang yang telah diberikan ayat-ayat Allah, tetapi kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu dan menjadi sesat.
Hal ini menunjukkan bahwa setan dapat mempengaruhi manusia dan membuat mereka menjauhkan diri dari jalan yang benar. Dalam ayat ini, Allah juga memberikan perumpamaan tentang anjing yang menjulurkan lidahnya, baik ketika dihalaunya maupun ketika dibiarkannya.
Perumpamaan ini menunjukkan bahwa orang yang mendustakan ayat-ayat Allah akan selalu terjebak dalam kesesatan dan tidak akan pernah bisa berubah menjadi lebih baik.
Sholat telah disempurnakan dari 50 kali menjadi 5 waktu dalam sehari semalam melalui peristiwa Isra Miraj. Peristiwa ini merupakan salah satu peristiwa penting dalam perjalanan Isra Miraj.
Pengurangan sholat dari 50 kali menjadi 5 waktu menunjukkan ketinggian derajat Nabi Muhammad SAW di sisi Allah.
Selain itu, pengurangan ini juga merupakan bukti kebenaran syafa'at Rasulullah SAW bagi umatnya. Sayangnya masih banyak umat mengabaikan waktu sholat. Padahal, Sholat dalam Rukun Islam berada dalam urutan kedua setelah dua kalimat syahadat.
Rukun Islam adalah lima hal dasar yang menjadi fondasi ajaran Islam, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, mendirikan shalat, membayar zakat, berpuasa di bulan Ramadan, dan pergi haji bagi yang mampu.
Nah untuk itu mari kita mulai mendirikan sholat, agar tidak hanya terlena urusan dunia, tapi juga akherat serta dijauhkan dari bujukan setan yang terkutuk. Pernyataan tersebut sangat tepat dan sesuai dengan ajaran Islam. Setan memang merupakan penipu nomor dua, sedangkan tipuan utamanya adalah masalah dunia.
Dalam Al-Qur'an, Allah SWT menyebutkan bahwa setan adalah musuh yang nyata bagi manusia (QS Al-Baqarah: 208). Setan selalu berusaha untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar dan membuat mereka terjebak dalam kesesatan.
Namun, perlu diingat bahwa setan tidak memiliki kekuatan untuk memaksa manusia melakukan sesuatu. Setan hanya dapat mempengaruhi manusia melalui tipuan dan godaan.
Dan, seperti yang kita ketahui bahwa, tipuan utamanya adalah dunia. Dunia dengan segala kesenangannya, kekayaannya, dan kenikmatannya dapat membuat manusia lupa daratan sehingga melupakan tujuan hidup yang sebenarnya dan membuat mereka terjebak dalam kesesatan.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk selalu waspada dan berhati-hati terhadap tipuan setan dan dunia. Kita harus selalu mengingat tujuan hidup kita yang sebenarnya dan berusaha untuk menjalankan hidup di jalan yang benar sesuai dengan ajaran Islam.