Ada Musola dan Fasilitas MCK Bantuan KLH, Pendakian di Gunung Bawakaraeng Kini Makin Mengasyikkan
Mitraindonesia, Gowa– Pendakian ke Gunung Bawakaraeng kini terasa semakin nyaman dan bersih. Sejumlah fasilitas seperti musola, toilet, dan bank sampah resmi dihadirkan di jalur pendakian berkat inisiatif Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup Sulawesi Maluku-KLH (Pusdal LH SUMA-KLH) bekerja sama dengan berbagai pihak.
“Sekarang pendakian ke Bawakaraeng terasa lebih nyaman. Kami para pendaki tidak lagi kesulitan mencari tempat ibadah atau sekadar fasilitas MCK yang layak. Fasilitas baru ini sangat membantu, apalagi saat perjalanan panjang ke puncak,” ujar Ahmad, pendaki asal Makassar yang turut merasakan langsung manfaat fasilitas tersebut.
Nurhayati, pedagang di sekitar kawasan Basecamp, juga menyambut positif perubahan ini.
“Dengan adanya bank sampah dan aksi bersih gunung, suasana lebih tertib dan bersih. Pendaki kini lebih sadar untuk tidak buang sampah sembarangan. Warung kami pun jadi lebih nyaman dikunjungi, dan lingkungan tetap terjaga,” ungkapnya pada Senin, 8 September 2025.
Fasilitas baru ini diresmikan di jalur pendakian Gunung Bawakaraeng, Kabupaten Gowa, melalui kegiatan yang melibatkan masyarakat, pemerintah daerah, aparat keamanan, komunitas pencinta alam, hingga tokoh masyarakat. Peresmian ini dirangkaikan dengan aksi bersih gunung yang dilakukan di Pos 3, Pos 5, dan Pos 8.
Hadir dalam kegiatan ini, Kepala Pusdal LH SUMA-KLH, Dr. Azri Rasul SKM., M.Si., MH. Wakil Bupati Gowa, Ir. H. Darmawangsyah Muin, ST., M.Si, Kabidwil II Pusdal LH SUMA-KLH Arnianah Alwi M.Si.
Berikutnya, Camat Tinggimoncong, Polsek dan Koramil Tinggimoncong, Perwakilan BBKSDA Sulsel–Kementerian Kehutanan, Puskesmas Tinggimoncong serta masyarakat umum.
Inisiatif pembangunan fasilitas ini muncul dari keprihatinan Menteri Lingkungan Hidup/Kepala BPLH, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P, yang melihat langsung kondisi jalur pendakian Bawakaraeng, penuh sampah dan tanpa fasilitas dasar seperti toilet atau tempat ibadah.
Menanggapi hal itu, Pusdal LH SUMA-KLH bergerak cepat, tidak hanya melakukan pembersihan jalur, tetapi juga membangun fasilitas yang paling dibutuhkan oleh pendaki dan masyarakat.
Musola kini hadir sebagai ruang ibadah yang layak di tengah pendakian. Toilet memudahkan kebutuhan dasar secara higienis. Bank sampah menjadi sarana edukasi sekaligus solusi ekonomi, dengan sistem tabungan sampah yang sebelumnya telah disosialisasikan melalui pembagian buku tabungan, buku registrasi, dan timbangan gantung.
Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin, memberikan apresiasi tinggi terhadap program ini.
“Sampah di jalur pendakian Bawakaraeng kini mulai terkendali. Ini semua berawal dari kepedulian Menteri LH. Saya mengajak seluruh pihak, terutama warga setempat, untuk terus melanjutkan dan menjaga apa yang telah dibangun ini. KLH telah memberi contoh, tinggal kita rawat dan sinergikan,” ujarnya.
Ia juga menyampaikan rencana pemerintah daerah untuk menunjuk pengelola khusus agar fasilitas tetap terjaga dan bank sampah dapat berjalan berkelanjutan.
Kepala BBKSDA Sulsel pun menekankan pentingnya pemanfaatan fasilitas ini dengan baik, demi kenyamanan pendaki sekaligus pelestarian alam.
Kini, Gunung Bawakaraeng tampil dengan wajah baru. Tidak hanya memesona dengan keindahan alamnya, tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana kolaborasi, kepedulian, dan aksi konkret dapat membawa manfaat luas bagi lingkungan dan masyarakat.
Pendaki bisa beribadah dengan tenang, masyarakat dapat memperoleh tambahan penghasilan dari bank sampah, dan gunung tetap lestari untuk generasi berikutnya.
Perubahan ini menjadi pengingat bahwa menjaga alam bukan hanya tugas pemerintah, tetapi tanggung jawab bersama. Setiap sampah yang dipungut, setiap fasilitas yang dijaga, adalah bagian dari warisan yang kita tinggalkan untuk anak cucu.
Maka, setiap langkah di jalur Bawakaraeng yang kini lebih bersih dan ramah, mari kita jadikan sebagai doa dan janji untuk melindungi bumi dari ancaman pencemaran lingkungan.
Karena pada akhirnya, gunung bukan hanya tempat menaklukkan puncak, tapi juga ruang bersama untuk mencintai, menjaga, dan mewariskan alam yang lebih baik.
Sumber berita: Humas KLH/BPLH




