Purple Day, Wujud Syukur Komunitas ODE di Indonesia
Artikel penuh motivasi terhadap keberlangsungan hidup Orang Dengan Epilepsi (ODE). ditulis oleh Melky Oktav. Boleh dikatakan Melky ini pejuang sekaligus motivatornya kaum ODE. Hal tersebut yang membuat saya terlecut untuk kembali menayangkan pesan motivasi ini.
Tepat di peringatan Purple Day 26 Maret 2024 ini, yang bertepatan dengan bulan suci ramadan, para ODE yang tersebar diberbagai daerah di tanah air ini merayakan kemerdekaannya dengan caranya sendiri.
Kegiatan yang berlangsung tersebut, menjadi bukti bahwa kaum ODE masih eksis mempertahankan kehidupan kaum minoritas ditengah kekuatan kaum mayoritas. Sekaligus kampanye, hapus stigma terhadap epilepsi.
Ini yang dipesankan pak Melky; Epilepsi merupakan gangguan pada sistem syaraf pusat akibat pola aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Hal ini menyebabkan penyandangnya mengalami kejang secara berulang pada sebagian atau seluruh tubuh.
Epilepsi tidak menular, bukan juga kutukan, apalagi aib keluarga. Epilepsi ini merupakan gangguan listrik di otak dapat disebabkan antara lain oleh kerusakan jaringan (misalnya tumor) dan akibat gejala sisa dan suatu penyakit inreks, cedera kepala, gangguan pembuluh darah otak, cacat lahir, dan sebagainya).
Banyak para pendamping atau orang tua dari para ODE yang memberikan perhatian lebih, bahkan terkesan dimanja sehingga kelak itu justru akan menjadi toxic buat Orang Dengan Epilepsi (ODE) itu sendiri.
Ibaratnya, bagaikan burung dalam sangkar, setiap hari dirawat oleh tuannya. Hidup enak, mau makan dan minum sudah tersedia. Tapi tetap saja dia tinggal dalam sangkar. Akan sangat berbeda dengan burung-burung liar yang bebas mencari makan dan juga penghidupan. Inilah perumpaan bagi kita yang hidup di zona nyaman.
Hidup di zona nyaman itu sering kali membuat kita membatasi diri untuk menjadi lebih baik lagi. Tidak berani mengambil resiko dan takut untuk keluar kandang.
Zona nyaman mendidik kita menjadi orang yang tidak bisa meng-explore lebih jauh lagi terhadap potensi yang ada pada diri kita dan menjadi penakut.
Ini banyak terjadi pada ODE, para orang tuanya memberikan sangkar emas. Maka anak tersebut hanya bisa loncat dari sisi sangkar ke sisi yang lainnya. Dia tidak pernah tahu bagaimana caranya terbang, bahkan juga tidak tahu luasnya dunia ini.
Para orang tua yang punya anak ODE, biarkanlah dia belajar mandiri, supaya kelak dia tidak tergantung pada orang lain lagi. Memang benar kasih sayang orang tua pada anaknya itu sangat besar, tapi jika berlebihan itu akan menjadi sangkar emas untuk anak-anaknya.
Tulisan ini tidak bermaksud untuk menyinggung orang lain atau orang yang mempunyai keterbatasan fisik. Ini hanya untuk mengingatkan para ODE yang jarang kambuhnya dan bisa dikontrol oleh obat tapi tidak mau bekerja, kasihan masa depannya hanya akan ada keluhan dan keputusasaan, jika tidak mau bergerak dari sekarang kapan lagi.
Mengeluh juga tidak akan menghasilkan solusi. Jalani saja dengan rasa syukur. Setiap masalah akan berlalu seiring berjalan waktu. Semoga bermanfaat.