Unggul Islami Enterpreneurship

Ketika Bendera Terbalik, Tapi Semangat Tak Pernah Luntur


Mitraindonesia, Makassar-- Seharusnya menjadi hari penuh kebanggaan dan haru bagi seluruh rakyat Indonesia. Di setiap sudut negeri, Bendera Merah Putih berkibar gagah menandai peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia pada Minggu 17 Agustus 2025 kemarin. 

Namun di Kabupaten Mamasa, ada cerita lain yang menggetarkan hati—kisah tentang kerja keras, air mata, dan semangat yang tak boleh padam.

Saat prosesi pengibaran bendera dimulai di alun-alun Kabupaten Mamasa, ratusan pasang mata tertuju pada tiang bendera. Musik pengiring berkumandang khidmat, pasukan paskibraka melangkah tegap, dan segenap hadirin menahan napas menyambut momen sakral itu.

Namun sebuah insiden tak terduga terjadi: Bendera Merah Putih terpasang terbalik. Warna putih berada di atas, dan merah di bawah, sebuah kesalahan yang mengundang tanya, bahkan perasaan sedih dan kecewa.

Bagi sebagian orang, mungkin ini sekadar kesalahan teknis. Tapi bagi para anggota paskibraka, momen itu terasa seperti luka mendalam. 

Mereka telah menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk berlatih di bawah terik matahari, dalam tekanan disiplin tinggi, meninggalkan waktu bermain, bahkan waktu bersama keluarga. 

Maka ketika insiden itu terjadi, tak sedikit dari mereka yang meneteskan air mata usai upacara. Bukan karena dimarahi, tapi karena kecewa pada diri sendiri.

“Kami ingin memberikan yang terbaik untuk Indonesia. Tapi kejadian ini seperti mimpi buruk,” ujar salah satu anggota paskibraka dengan mata sembab.

Namun justru di tengah insiden itu, terselip pelajaran berharga: bahwa kegagalan bukan akhir dari segalanya. Bahwa kesalahan bukan penghapus perjuangan. Bahwa semangat Merah Putih tetap berkibar, bukan di tiang bendera, tapi di dalam hati setiap anggota paskibraka.

Pemerintah daerah dan masyarakat Mamasa pun memberikan dukungan moral penuh. Banyak yang menyuarakan bahwa kerja keras para paskibraka patut dihargai, bukan dicela. 

Di media sosial, tagar #KalianTetapLuarBiasa mulai bermunculan, menunjukkan gelombang empati dari masyarakat luas.

“Mereka sudah berlatih dengan sepenuh hati. Ini hanya ujian kecil. Mereka tetap pahlawan di hati kami,” tulis salah satu warga Mamasa di akun Facebook-nya.

Di balik satu kesalahan, tersimpan ribuan pelajaran. Bahwa menjadi luar biasa bukan berarti tanpa cela, tapi bagaimana seseorang bangkit setelah terjatuh.

Untuk para paskibraka Mamasa, jangan patah semangat. Kalian tetap luar biasa.

Bendera mungkin sempat terbalik, tapi semangat kalian tetap berdiri tegak.

Baca Juga
Posting Komentar