Indonesia Analog Medan Perang Baratayuda
(Sebuah Refleksi Perenungan pada momentum Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah / 2025 Masehi).
Oleh. S Purwadi Mangunsastro, Sekjen PDKN - Direktur Eksekutif Yayasan Al Farizi Nusantara.
OPINI - Ketika kita sepakat seluruh umat manusia yang tersebar di seluruh bumi ini adalah anak anak keturunan Nabi Adam AS di muka bumi, maka peperangan antara kebenaran dan kebatilan adalah laksana peperangan keluarga Bharata, peperangan Pendawa vs Kurawa dalam kisah cerita dikisahkan dalam ajaran agama Hindu.
Lalu bagaimana andai kita analogikan dengan Nabi Ibrahim yang dikenal sebagai "Bapak Para Nabi - (Abul Anbiya)" karena banyak nabi yang berasal dari keturunan beliau. Dari 25 nabi yang disebutkan dalam Al-Quran, 19 di antaranya adalah keturunan Nabi Ibrahim, termasuk Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Ya'qub, Nabi Musa, Nabi Daud, Nabi Sulaiman, Nabi Isa, dan Nabi Muhammad SAW.
Beliau Nabi Ibrahim AS juga memiliki gelar Khalilullah atau kekasih Allah SWT. Seperti dalam firman Allah dalam surat An Nisa ayat 125 berikut,
وَمَنْ اَحْسَنُ دِيْنًا مِّمَّنْ اَسْلَمَ وَجْهَهٗ لِلّٰهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَّاتَّبَعَ مِلَّةَ اِبْرٰهِيْمَ حَنِيْفًا ۗوَاتَّخَذَ اللّٰهُ اِبْرٰهِيْمَ خَلِيْلًا
Artinya: "Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-Nya."
Kembali sebagaimana saya analogikan, bahwa bila bangsa Nusantara Indonesia dewasa ini sedang mengalami situasi pertempuran antara kebenaran vs kebathilan, maka tidak berlebihan bila diibaratkan Indonesia sedang menjadi medan perang Baratayuda.
Bila kita meminjam kelompok perang adalah laksana Pandawa (Pandawa Lima) yang terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula, dan Sadewa, mereka adalah anak dari seorang raja dari Kerajaan Hastinapura yang bernama Pandu. Di sisi lain, terdapat saudara dari kakek-neneknya Pandawa yang bernama Duryudhana yang kelompoknya bernama Kurawa. Ayah dari Kurawa pernah dititipi kekuasaan dari kerajaan Hastinapura sebelum Pandawa Lima lahir.
Kurawa bernafsu ingin mengambil atau merampas kekuasaan dari (milik) kerajaan Hastinapura tersebut dan bermaksud mengusir Pandawa Lima dari tahta. Lengkap sudah sebuah ilustrasi tabiat tamak dari kelompok Kurawa. Sebuah potret masyarakat manusia yang rakus dan tidak menghormati hak - hak saudaranya.
Barangkali tidak terlalu berlebihan andai kita menganalogikan aset dana amanah dinasti nusantara adalah sebuah titipan dari orang tua leluhur bangsa nusantara, katakan misalnya itu harta milik Nabi Sulaiman yang secara tersistem secara internasional dibawah ordinasi World Bank dan IMF serta lembaga PPB (United Nation) yang satu sama lain terstruktur masing masing sebagai lembaga yang independen (IMF didirikan tahun 1944 sebagai bagian dari Konferensi Bretton Woods, bersama dengan Bank Dunia).
IMF (Dana Moneter Internasional) adalah sebuah lembaga khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), tetapi memiliki piagam, struktur tata kelola, dan keuangannya sendiri, dan meskipun bagian dari sistem PBB, IMF mempertahankan independensinya.
Perang besar sesungguhnya sedang terjadi di Indonesia. Kisah perjalanan seorang avonturir tukang mebel dari Boyolali, mungkin bisa saja terjadi bukan sebuah kebetulan tetapi by desain besar dunia yang dengan jelinya menunggangi reformis dimana pasca reformasi berhasil melahirkan UUD 2002 (UUD 1945 PALSU produk Amandemen 1 sd 4 tahun 1999 sd 2002). UUD 2002 telah merombak mainset falsafah dan ideologi bangsa Indonesia menjadi berakiblat ke ideologi kapitalism, liberalism dan dari sinilah ideologi komunis yang merupakan bahaya laten di Indonesia secara sistematis bergerilya menunggangi kaum reformis hingga seperti dirasakan sekarang Indonesia berdiri nyaris tercabut dari akar ideologis Pancasilat berdasarkan UUD 1945 disahkan 18 Agustus 1945 yang mana Pancasila ditetapkan menjadi tonggak falsafah bangsa dalam mengisi kemerdekaan.
Menjadi pertanyaan lebih detail, siapa sebenarnya Pendawa dan siapa pula Kurawa? Akankah bangsa Indonesia yang terkenal berbudi luhur dan memiliki sejarah panjang sebagai pernah berjaya menguasai hampir sepertiga belahan dunia, serta negara yang beragam budayanya, memiliki hubungan khusus dengan konsep wali Allah, yang merupakan sosok suci dan berpengetahuan tinggi dalam Islam? Konsep wali Allah ini menjadi bagian penting dalam perkembangan dan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Pasca Rezim JKW selama satu dasawarsa berkuasa dan dengan jargon keberlanjutan JKW masih menancapkan kukunya sekalipun rezim telah berganti ke Prabowo - Gibran (anak Jkw sebagai Wapres utk mengkukuhkan dinasti JKW tetap eksis dan cikal bakal utk digadang JKW memimpin negara ini), telah merusak tatanan bernegara dan pemerintahan dan secara proses konstitusional JKW berhasil memaksakan tatanan hukum di Indonesia menjadi kacau balau. Hukum menjadi instrumen dagangan, dan dibelakang tabir kekuasaan JKW oligarkhi telah menjerat seluruh sendi sendi konstitusional hingga lahir kontroversial UU Omnibus Law, UU Cipta Kerja, UU KPK, UU Minerba, UU Kebijakan Keuangan Negara dan Stabilitas Sistem Keuangan Untuk Penanganan Pandemi Covid-19.
Sadarkah bangsa ini sesungguhnya kesemua UU tersebut sarat muatan kepentingan kaum kapitalism yang bukan saja "mainstream kapitalisme Yahudi" tetapi juga "China komunis" sering dikaitkan dengan teori konspirasi untuk menguasai Indonesia. Menjadi pertanyaan, siapakah sesungguhnya Kurawa dan JKW kah bagian dari keturunan Duryudono dengan kroni-kroni dan para buzernya yang ingin merebut eksistensi bangsa dan negara Indonesia yang Pancasilais dan dengan keluhuran budi bangsa pribumi yang berBhineka Tinggal Ika menjadi aneksasi asing dimana fakta secara jelas telah tertancap kuku kuku penjajahan wilayah, ekonomi, SDA tambang dan lain lain yang terkapling-kapling oleh bangsa Yahudi dan China?
Bangsa ini jangan lalai. Peperangan besar sedang terjadi dan Indonesia jangan sampai menjadi medan perang kusetra. Bangsa ini bangsa dengan ghirah PENDAWA yang tertanam luhur dari sebuah evolusioner yang panjang sejak kerajaan Sriwijaya, lalu Singasari, Majapahit, Demak Bintoro yang terkenal kesultanan Islami, kemudian Mataram dan satu lagi kerajaan Sunda yang usianya sudah sangat tua yang berdiri di awal abad 3 Masehi, yang menurunkan raja raja Tarumanegara hingga Prabu Siliwangi dan banyak lagi kesultanan kesultanan Banten, Cirebon dll.
Sendi-sendi kehidupan leluhur bangsa nusantara Indonesia yang merupakan perwujudan dari saloka "Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Wangsa" yang artinya "Berbeda-beda, tetapi tetap satu jua, tidak ada dharma (KEWAJIBAN/KEADILAN) yang mendua", harusnya menjadi perekat bangsa ini dan justru pasca reformasi dan puncaknya masa rezim JKW telah dikandaskan oleh kebijakan kebijakan berdalih pembangunan Indonesia Maju yang telah mengingkari hakekat dasar kita sebagai bangsa.
Rapuhnya ekonomi kerakyatan yang diterjang arus ekonomi kapitalism yang digawangi oligarkhi telah menyebabkan jurang si kaya dan si miskin makin menganga, jumlah penduduk miskin melonjak hebat pada sepuluh tahun terakhir bahkan terjadi pergeseran luar biasa dari kelas menengah menjadi miskin dan hampir miskin.
Hiruk pikuk hukum diterjang JKW dengan memanfaatkan lembaga yang seyogyanya sebagai penegak hukum justru menjadi alat untuk memaksakan kehendak penmerintah, dan terasakan betapa negara telah gagal mensejahterakan kehidupan bangsa secara berkeadilan.
Masih kuat dalam ingatan bagaimana seorang JKW dengan pongahnya pidato telah mengantongi 11 ribu triliun yang nyatanya hingga JKW lengser habis masa tugasnya sebagai Presiden dua periode cerita uang di kantong 11 ribu triliun itu omong kosong doang justru yang terjadi JKW dan rezim meninggalkan hutang yang diduga mencapai 20 ribu triliun bahkan bisa lebih. Ini bentuk pelecehan pada pribumi bangsa Indonesia sebab bukan tidak mungkin 11 ribu triliun yang dimaksudkan adalah bagian dari rekening dana aset amanah dinasti nusantara yang tersistem di WB, yang sesungguhnya tidak pantas dihaki oleh seorang siapapun termasuk Jkw sekalipun dia seorang Presiden, sebab harta amanah itu adalah hak nya Allah Tuhan YME, Dialah yang padaNya kepada siapa aset harta Allah itu akan dirahmat kan kepada sosok siapa yang akan dikehendakiNya.
Terakhir, mungkinkah peperangan besar Pendawa vs Kurawa yang sesungguhnya adalah menggambarkan kerakusan manusia manusia Kurawa dunia yang ingin memperebutkan harta aset amanah dinasti nusantara manakala sistem moneter internasional di bawah kooptasi ordinasi sistem WB terkunci dan tak ada seorang pun yang bisa membukanya hingga Indonesia diobok - obok laksana menjadi medan perang Kurusetra.
Indonesia menunggu hadirnya Pandawa - Pandawa yang padanya mengandalkan senjata ketahuid-an Jamus Kalimasada sehingga landasan kebenaran dan kejujuran lah yang dipastikan akan memenangkan perang.
Walauhualambisawab. (sp.official.080625).