Kemkomdigi Gelar Bimtek Kehumasan, Targetkan Insan Humas yang Kredibel
Mitraindonesia, Tangsel-- Kementerian Komunikasi dan Informasi Digital menggagas pertemuan "Bimtek Kehumasan Jago Menulis Rilis dan Mngelola website Pemerintah" pada Kamis, 3 Juli 2025 secara hybrid dari Tanggerang Selatan.
Kegiatan yang dihadiri para pakar yang ahli di Dunia Kehumasan tersebut menghadirkan Eko Suprihatno (Praktisi Media/Editor Media Indonesia Institute, Pimred Presisi.co), Wahyu Aji (Praktisi Media/CEO Good News From Indonesia atau GNFI).
Hadir dari Kementerian Komunikasi dan Informasi digital (Kemkomdigi Direktur Kemitraan Komunikasi dan lembaga dan Kehumasan Maroli J. Indarto Sesditjen Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi, Mediodecci Lustarini.
Mengutip laman Youtube Ditjen komunikasi Publik dan Media Kemkomdigi, kegiatan ini merupakan langkah awal rangkaian Anugerah Media Humas atau AMH 2025 agar Humas pemerintah dapat semakin mengoptimalkan Siaran Pers (Sipers) dan Website sesuai dengan kaidah AMH 2025.
Rilis pers merupakan Informasi yang strategis dan penting serta menarik serta mudah dipahami untuk masyarakat.
Marooli J Indarto dalam sambutannya, melalui Kegiatan ini diharapkan menjadi agenda rutin sebagai bahan peningkatan kapasitas insan humas terutama melalui siaran pers dan website, sehingga mengemas informasi publik yang baik dan informatif untuk masyarakat. Kita harus mengkoloboasi ide dan data dengan relevansi menarik dan mudah dipahami untuk masyrakat.
"Diharapkan Insan Humas Pemerintah memasang GPR Widget sebagai tools dalam menyebarkan informasi di tengah masyarakat. Melalui ajang ini kita juga mensosialisasikan PP 17 tahun 2025 tentang Program perlindungan elektronik untuk anak atau PP TUNAS. Potensi ancaman bagi anak yang harus dieduksi di ruang siber serta kegiatan Dekranas yang akan digagas dalam waktu dekat ini," terang Direktur Kemitraan komunikasi dan Informasi Digital Kemkomdigi.
Senada hal tersebut, Sesditjen Pengawasan Ruang Digital Kemkomdigi menuturkan bahwa sejak PP Tunas hadir meningkatkan pemahaman publk memberikan kepastian kepada anak anak kita, mendapatkan perlindungan yang cukup dalam mengakses ruang digial.
"Manfaat dan muatan bisa terkomunikasi dengn baik serta pengawasan, edukasi yang baik dan aman untuk anak serta membentuk budaya digital yang baik untuk anak," pesan medidecci lustarini.
Sementara itu pada sesi Bimtek Eko Suprihatno dengan materi Teknik Penulisan Siaran Pers mengungkapkan Kemiripan antara PR dan Jurnalis yang menggali dan menyebarkan informasi ke media massa.
"Jangan lupa siaran pers itu adalah wajah lembaga, jangan sampai ada multitafsir dan penafsirannya," ungkapnya.
"Banyak kejadian yang tidak diungkap media mainstream yang sesuai dengan fakta, tetapi banyak juga diangkat di medsos. Saat ini banyak kejadian di medsos namun harus disaring dan dikonfirmasi masing-masing, lihat substansi dan verifikasi lebih lanjut," pesan Editor Media Indonesia Institute ini.
Lebih rinci dijelaskan bahwa dalam penulisan siaran pers jangan lupa pada kaidah unsur berita 5W+1H: What, Who, When, where, Why dan How. Jangan lupa kita juga harus mendapatkan data dan fakta serta atmosfer gambaran suasananya.
"Itulah pentingnya kita berada di lokasi atau TKP kegiatan, serta memenuhi kaidah jurnalistik dengan kalimat sederhana dan penyederhanan angka-angka serta penentuan angle/sudut pandang yang menarik dengan pemilihan judul yang menarik tanpa dickbait dan pakai bahasa yang gampang dimengerti baik itu bahasa asing dan daerah," pungkasnya.
Hal serupa diterangkan Wahyu Aji, CEO Good News From Indonesia. Ia menjelaskan bahwa dahulu 'Search Engine Optimization' atau SEO untuk menarik kata kunci serta perhatian 'end user 'namun sekarang SEO digunakan untuk menarik perhatian Ai. Kemudian Ai mengambil data website dari yang performanya bagus dan mencari informasi dari kita untuk menjawab pertanyaan yang semakin liar tersebut.
Sekarang ini kita berebut perhatian dengan sekian banyak sumber informasi, Namun sayangnya sumber informasi tersebut dari yang tidak kredibel.
"Seru tapi tidak akurat dan terkadang disinformasi. Namun di era sekarang justru itulah yang dipercayai,"jelasnya.
Diterangkannya, sehingga untuk itulah bagaimana konten konten pemerintah bukan saja harus bagus, berkoloborasi dengan para stakeholder.
"Publik saat ini diarahkan mengurus sesuatu lewat website, Ketika publik mengikuti dan mengetahui semua lewat digitalisasi, maka tugas kita bagaimana website dan aplikasi yang dibuat dapat menjadi Reliable.
"Jangan sampai dibuat tapi aplkasinya tdak mendukung. Sehingga bagaimana website atau aplikasi ini beroerantasi pada publik,"kuncinya.
Sumber berita:
Ismi Subhan Hehamahua-ASN Pusdal LH Sulawesi dan Maluku-KLH