Cinta yang Tumbuh di Lereng: Catatan Kecil KKN dan Milad HIKMA ke-88
Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) XXVII Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR) Posko 39 turut mengambil bagian dalam perayaan Milad ke-88 Himpunan Keluarga Massenrempulu (HIKMA) yang digelar di Desa Pepandungan, Kecamatan Baraka, Kabupaten Enrekang pada 1–3 Agustus 2025. Perayaan ini menjadi momentum kebersamaan antara masyarakat, tokoh adat, serta generasi muda dalam menjaga warisan budaya dan nilai-nilai islami yang hidup dalam komunitas Masenrengpulu.
Keterlibatan mahasiswa tidak hanya sebagai peserta, tetapi juga turut aktif dalam berbagai persiapan kegiatan. Sejak hari-hari awal, mahasiswa mendampingi adik-adik tahfidz dalam latihan hafalan dan penampilan, serta ikut membantu ibu-ibu desa dalam kegiatan masak besar yang menjadi bagian dari gotong royong khas masyarakat setempat.
Rangkaian kegiatan milad HIKMA ke-88 dipenuhi dengan nuansa budaya dan keagamaan. Di antaranya adalah penampilan khas daerah seperti "Mang Issong Londe", sebuah tarian klasik yang menggambarkan proses menumbuk padi dengan alat besar dan wadah menyerupai perahu, yang dibawakan oleh ibu-ibu setempat. Selain itu, tampil pula adik-adik desa dengan permainan alat musik bambu tradisional yang disebut "Mang Bass", menghasilkan irama yang tenang dan menyentuh jiwa.
Suasana semakin khidmat dengan penampilan hafalan Al-Qur'an serta nyanyian islami dari santri tahfidz desa. Momen ini menjadi pengingat pentingnya mencintai dan mengamalkan Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, terlebih di tengah era modernisasi yang cepat.
Puncak perayaan berlangsung di tempat ikonik desa, yaitu kawasan "I Love Pepandungan", yang menjadi titik kumpul masyarakat pada malam hari terakhir. Dalam suasana hangat dan penuh semangat, para pengurus HIKMA menyalakan 88 batang obor secara manual melambangkan usia HIKMA yang ke-88 disusul dengan penyalaan api unggun sebagai simbol keteguhan, semangat, dan kebersamaan warga Masenrengpulu.
Dalam sambutannya, Ketua Umum Pimpinan Wilayah HIKMA Sulawesi Selatan, Bapak Ir. Andi Muhammad Ansar Mangopo, M.Si., menyampaikan harapan besar agar momentum milad ini menjadi pendorong kemajuan desa-desa di negeri Masenrengpulu. Empat desa, termasuk Pepandungan, disebut-sebut sebagai calon pusat destinasi wisata yang potensial. Gagasan ini kemudian dirangkum dalam slogan yang sederhana namun penuh makna: “Masenrengpulu adalah negeri wisata, bukan negeri pestisida.”
Bagi mahasiswa KKN UMPAR, keterlibatan dalam kegiatan ini bukan sekadar pengalaman berharga, tetapi juga menjadi pelajaran hidup tentang kolaborasi, cinta budaya, dan nilai kebersamaan yang terus menyala di tengah Masyarakat.
Najmah Mudiah Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Parepare, berkontribusi dalam tulisan ini.